Thursday, 29 September 2011

Laskar Gratisan

Saat aku kecil, waktu masih unyu-unyunya gitu (bentar-bentar, denger-denger unyu dalam bahasa sansekerta artinya anjing ya? berarti yg aku tadi bilang maksudnya "saat aku masih kecil, waktu anjing-anjingnya gitu" haduh... yasud, nasi udah menjadi bubur, kata penjualnya "barang yang sudah dibeli tidak bisa dikembalikan dan diuangkan". tapi karena udah kenyang, akhirnya kubuang bubur itu... ke perutku, tetep :))

Ok balik lagi, aku ganti, waktu aku kecil, masih imut, ceritanya mau masuk kebun binatang gembiraloka gratisan *kami menyebut diri kami LASKAR GRATISAN* (maklum mental anak-anak, sukanya gratisan, walau sekarang masih sama, mental mahasiswa, suka gratisan juga :) kalopun gak gratisan, pasti nyari yg paling murah ato diskonan :)). Kebetulan salah satu rumah temenku di selatan bonbin. Kami bawa bekal minuman pakai botol minuman yg ada sedotannya, dikalungkan (kayak anak TK gitu) dan bawa makanan dari rumah temen, bawa permen juga, Jagoan Neon :). Kami memakai sepatu Pro ATT, Starmoon, Kasogi dan kaos yg bisa nyala-nyala gitu (belinya dulu di sekaten) *enggaklah*. Sayang gak ada ceweknya, kalo ada mungkin dia pakai hasenda (merek-merek legend tu, sekarang masih ada gak ya?). Kami jalan kaki, mendaki gunung lewati lembah, sungai mengalir indah kesamudra (emang Tinja Hatori, eh). Akhirnya kami sampai di tembok barat bonbin. Ya maklum, anak kecil, kami gedong-gendongan sambil latihan ikutan panjat pinang gitu :) (kami liat-liatan tapi gak pake hati *suasana mendadak hening* karena kami cowok semua. walaupun ada pepatah "cinta tak memandang jenis kelamin", tapi kalo, ini kalo, seumpama bilamana jika aku homo, harus pilih-pilih donk! :)). Semua berfikir keras siapa yg jadi korban paling bawah. Niatnya mau masuk dengan lompat tembok tapi ternyata setelah sampai puncak tembok, kami terhenyak, anjirr.. dibalik tembok itu ternyata kadang kuda nil beserta kolam berendamnya. *repeat* kudanil men!! Kamipun tertunduk lesu, pengen rasanya membuang bekal yang kami bawa, ke... perut, tetep :)). Kalo kami nyebur takutnya para pengunjung gak bisa bedain mana kami mana anak kuda nil. Mana sekitar kandang kuda nil itu kandang-kandang lain juga tapi dipojokan sana kami melihat sebuah sungai, (ada kol kuning terbawa arus sungai *bukan ini ceritanya*) *kami menemukan secercah harapan* kami pikir kami bisa lewat sungai itu. Nah, disitu kami mendadak GALAU, gimana kalo petugas nanti mengira kami anak buaya? (saat itu kami berfikir, sebagai LASKAR GRATISAN, kami gagal). Dan sampai sekarang aku belum pernah masuk bonbin seingetku. kasihan.. #tamat

No comments:

Post a Comment